Seiring berkembangnya tren fashion sustainable, penelitian mengenai serat alami kini makin diperhatikan dan menjadi fokus utama. Diantara jenis serat alami yang cukup menarik perhatian dan kerap dimanfaatkan dalam industri tekstil adalah serat jute. Karakteristik serat ini begitu menarik, menjadikannya salah satu material yang serbaguna. Baik dalam konteks tekstil maupunn non-tekstil.
Yuk, mengenal lebih dekat
mengenai jenis serat ini!
Tanaman jute berasal dari India dan sudah dibudidayakan di lahan pertanian selama berabad- abad. Seratnya mulai diekspor pada tahun 1880-an ketika sistem pemintalan dan penenunan dikembangkan di Dundee, Skotlandia.
Sumber: https://chatgpt.com/
Sesuai namanya, jute adalah serat
alami yang diperoleh dari pengolahan kulit batang tanaman yute (Corchorus
capsularis dan corchorus olitorius). Tanaman ini
tubuh subur di daerah beriklim tropis dengan curah hujan tinggi seperti wilayah
India dan Bangladesh. Spesies utama yang digunakan dalam pembuatan kain rami
jute adalah Corchorus olitorius (rami putih). Meskipun jenis Corchorus
capsularis (rami tossa) dianggap lebih unggul tapi pengolahannya masih
sangat terbatas karena sulit dibudidayakan.
Pohon jute tumbuh hingga
tingginya lebih dari 10 kaki dan seratnya dipanen dalam satu untaian panjang
Sehingga termasuk kelompok tekstil alami terpanjang di seluruh dunia. Serat
ramu jute tidak begitu terkenal di negara-negara Barat, namun ia menjadi komoditas
tekstil utama di India dan negara-negara tetangga.
Dalam proses pengolahannya serat
rami jute dipanen setelah berumum 4 hingga 6 bulan. Setelah itu, batangnya direndam
dalam air untuk mekanisme retting yaitu
proses pemisahan alami serat dari dalam batang tumbuhan dengan bantuan
bakteri. Dari situ kemudian serat diambil, dikeringkan, dan siap dipintal
menjadi benang atau digunakan dalam bentuk anyaman.
Jute dikenal sebagai “golden fiber” karena memiliki ciri khas warna coklat keemasan dengan kilau permukaan yang alami. Karakteristiknya menyerupai serat rami (hemp) atau goni yaitu kuat dan sedikit bertekstur namun tetap ringan dan mudah dibentuk. Beberapa orang menyebut kain jute dengan nama goni, burlap atau hessian cloth.
Sumber: https://www.freepik.com/
Berikut beberapa sifat dasar
serat jute:
·
Kekuatan tinggi (high tenacity)
·
Daya tahan yang baik
·
Tahan terhadap tegangan, namun kekuatannya
berkurang saat basah
·
Memegang bentuk pakaian dengan baik
·
Elastisitas rendah
·
Mampu mengisolasi suara dan panas
·
Menerima pewarna dengan baik dan tidak mudah
luntur
·
Anti- statis
·
Butuh penanganan khusus dalam pewarnaan karena
daya serap warnanya rendah
·
Dapat terurai secara hayati
Keunggulan Serat Jute
Diantara kelebihan utama serat
jute adalah ramah lingkungan.
Tanaman jute tumbuh cepat tanpa memerlukan banyak pupuk atau pestisida dan bisa
terurai secara alami setelah dibuang. Proses produksinya pun relatif hemat
energi dibandingkan serat alami lain maupun serat sintetis.
Jute memiliki sirkulasi udara
yang baik dan mampu menyerap suara, menjadikannya material ideal untuk elemen
dekorasi rumah atau kantor. Dalam konteks industri besar, jute kerap dimanfaatkan
sebagai bahan pembungkus, alas tanaman, dan material geotekstil.
Kekurangan dan Tantangan
Meskipun banyak keunggulan, jute
juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya yaitu sifat serat yang mudah
menyerap kelembapan, sehingga rentan berjamur jika metode penyimpanannya kurang
tepat. Jute juga tidak tahan terhadap gesekan berulang dan paparan air dalam
jangka panjang. Oleh sebab itu, penempatan serta penggunaannya harus sesuai (indoor
yang kering dan bersirkulasi baik).
Handfelnya memang tidak sehalus
kapas atau linen, tapi tekstur serat jute yang unik justru memberi kesan rustic
dan autentik. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik serat jute dalam
industri kreatif non-tekstil seperti home
decor dan kerajinan tangan.
Jute kurang cocok untuk bahan
pakaian sehari-hari karena sifat dasarnya cenderung kaku dan tidak fleksibel. Handfeel jute juga cenderung kasar, sehingga
tidak recommended untuk memproduksi
pakaian yang bersentuhan langsung dengan kulit.
Meski demikian, serat jute lebih
sering diaplikasikan pada produk-produk fungsional seperti karung, tali, tas
belanja, goni, permadani, dan pelapis interior (upholstery). Alasannya tak lain
karena kekuatan dan ketahannya yang sangat bagus.
Itu dia karakteristik serat jute beserta kelebihan, kekurangan, dan penggunaannya. Semoga pengetahuan ini bermanfaat, ya!